Kamis, 05 November 2009

Air Force One

Air Force One

Air Force One adalah tanda panggil (nama) pengatur lalu-lintas udara bagi pesawat United States Air Force manapun yang mengangkut Presiden Amerika Serikat.

Sejak tahun 1990, armada kepresidenan terdiri atas 2 pesawat serial Boeing 747-200B terspesifikasi tinggi – kode ekor "28000" dan "29000" – dengan penunjukan "VC-25A".

Hanya ada satu Air Force One yang diperuntukkan bagi presiden; jika WaPres terbang pesawat ini disebut sebagai Air Force Two. Kalau tidak maka akan dipanggil dengan nomornya, seperti pesawat lain.

Salah satu episode paling dramatis atas Air Force One terjadi saat serangan 11 September 2001, saat Presiden George W. Bush terbang dari Bandar Udara Internasional Sarasota-Brandenton ke Pangkalan Angkatan Udara Barksdale dengan pesawat ini dan lalu ke Pangkalan Angkatan Udara Offutt sebelum ke Washington DC setelah menerima kabar buruk itu.

Kuntilanak (HiHiHiHiHi....)

Kuntilanak

Kuntilanak (bahasa Melayu: puntianak, pontianak) adalah hantu yang dipercaya berasal dari perempuan hamil yang meninggal dunia atau wanita yang meninggal karena melahirkan dan anak tersebut belum sempat lahir. Nama "kuntilanak" atau "pontianak" kemungkinan besar berasal dari gabungan kata "bunting" (hamil) dan "anak".

Kota Pontianak mendapat namanya karena konon Abdurrahman Alkadrie, pendiri Kesultanan Pontianak, diganggu hantu ini ketika akan menentukan tempat pendirian istana.

Dalam folklor Melayu, sosok kuntilanak digambarkan dalam bentuk wanita cantik. Kuntilanak digambarkan senang meneror penduduk kampung untuk menuntut balas. Kuntilanak sewaktu muncul selalu diiringi harum bunga kamboja. Konon laki-laki yang tidak berhati-hati bisa dibunuh sesudah kuntilanak berubah wujud menjadi penghisap darah. Kuntilanak juga senang menyantap bayi dan melukai wanita hamil.

Dalam cerita seram dan film horor di televisi Malaysia, kuntilanak digambarkan membunuh mangsa dengan cara menghisap darah di bagian tengkuk, seperti vampir.

Agak berbeda dengan gambaran menurut tradisi Melayu, kuntilanak menurut tradisi Sunda tidak memiliki lubang di punggung dan hanya mengganggu dengan penampakan saja. Jenis yang memiliki lubang di punggung sebagaimana deskripsi di atas disebut sundel bolong. Kuntilanak konon juga menyukai pohon tertentu sebagai tempat "bersemayam", misalnya waru yang tumbuh condong ke samping (populer disebut "waru doyong").

Kepercayaan penangkalan

Berdasarkan kepercayaan dan tradisi masyarakat Jawa, kuntilanak tidak akan mengganggu wanita hamil bila wanita tersebut selalu membawa paku, pisau, dan gunting bila bepergian ke mana saja. Hal ini menyebabkan seringnya ditemui kebiasaan meletakkan gunting, jarum dan pisau di dekat tempat tidur bayi.

Menurut kepercayaan masyarakat Melayu, benda tajam seperti paku bisa menangkal serangan kuntilanak. Ketika kuntilanak menyerang, paku ditancapkan di lubang yang ada di belakang leher kuntilanak. Sementara dalam kepercayaan masyarakat Indonesia lainnya, lokasi untuk menancapkan paku bisa bergeser ke bagian atas ubun-ubun kuntilanak.

So Close

Chicks with kicks

Two hit-woman sisters and a maverick cop take on Hong Kong's bad guys in "So Close," a fun ride if what you want in a movie is long, shapely legs kicking ass.

Angels, your assignment today is to turn yourselves Chinese and kick some evil Hong Kong corporate mafia butt.

In "So Close," the beautiful but deadly Chen sisters have become fallen angels of a sort after the murder of their loving parents over their father's brilliant worldwide security-cam invention.

SO CLOSE
Original title: Chik yeung tin sai.
Directed by: Corey Yuen.
Written by: Jeff Lau.
Cast: Shu Qi, Vicki Zhao, Karen Mok, Seung-heon Song, Michael Wei, Yasuaki Kurata, Derek Wan, Shek Sau, Ricardo Mamood.
In Mandarin Chinese with English subtitles.

Related links: Official site
RELATED ARTICLES
Asian Films Are Go! 2003
# Overview
# Double Agent
# Double Vision
# Out

# Ping Pong
# Runaway Pistol
# So Close
# Sympathy for Mr. Vengeance

Previous years' festivals
# When Korean Cinema Attacks! (2001)
# Asian Films Are Go! (2002)

# Official site

Sue (Vicki Zhao), the techie angel, runs dad's massive computer network, guiding big sister Lynn (Shu Qi), the glamorous angel, through high-security office towers to whack people.

In case the "Charlie's Angels" parallels aren't obvious enough, authorities dub her "the Computer Angel" after a she makes a dazzling, high-energy hit on a corporate executive, eludes a dozen henchman, and, cornered on the roof, rips off her surgical white uniform and vanishes over the edge. Another job well done.

Our story would be incomplete without a third deadly beauty, and who shows up but Detective Hung (Karen Mok), the brainy angel, who has not only fists of death but also a photographic memory for bad guys' faces and the full dossiers behind them. While her male colleagues scratch their heads over the daring crime, she's quickly onto the sisters' unorthodox trail as they pursue bigger and bigger corporate prey.

So Close
That would really be more than enough plot for what's basically a martial-arts kick-em-up with some very long, willowy legs doing the kicking. But we also have a tragically earnest romance to complicate Lynn's life, as destiny brings the one man in the world for her, the emptily handsome Yan (Seung-heon Song), back into her life. She wants to quit the hit-woman business, marry him, and live happily ever after. But as always in such situations, there's one more job to do.

So Close
One could criticize "So Close" for its silly contrivances, Hallmark-inspired emotions and repeated infliction of the cloying Carpenters hit "Close to You," but that's beside the point. The point being: good girls, bad guys, long legs, gee-whiz technology, spectacular fistfights, swordfights, gunfights and car chases.

The climactic scene pits two of our martial maidens against a sword master in a board room conveniently appointed with tasteful artifacts that can also double as weapons, and that's a pretty good one. But the real showdown comes midway through the movie, when bad girl Shu Qi and honest cop Karen Mok go at it — with firearms, then whip-fast limbs, then with their wits as they unexpectedly find themselves handcuffed to each other. If you're going to watch a Hong Kong action movie, you couldn't ask for a much better extravaganza.

Faraway, So Close

Faraway, So Close

Selama seminggu saya ditinggal Lakhsmi yang harus pergi ke luar negeri. Selama seminggu tanpa keberadaannya, saya berusaha menikmati diri saya sendiri. Dengan cara saya sendiri. Ya, saya berhasil kok. Saya tidak meratap kangen tiap hari padanya. Saya menjalani hidup saya dengan baik. Apalagi Lakhsmi yang memang sibuk berat membuat saya tidak bisa terus-terusan berhubungan dengannya sepanjang waktu semau kami seperti jika kami tinggal berdekatan. Belum lagi mahalnya, duh, siap-siap tagihan sejuta lagi deh, beib.

Kami tidak kehilangan kontak, setiap hari selalu diisi dengan SMS, telepon, chatting, atau e-mail. Tapi entah bagaimana saya merasa bumi tidak berputar pada porosnya. Saya merasa menggapai-gapai Lakhsmi dari jauh. Faraway, so close, itu yang saya rasakan. Jauh, tapi dekat, namun tak tersentuh. Selama seminggu kami punya hidup kami sendiri. Hidup kami berjalan secara pararel, lurus tapi tak bersinggungan. Kami memang bisa bercerita satu sama lain, tapi tetap saja cerita hanyalah sebatas cerita. Kami tidak saling berbagi hidup bersama, kami hanya sebatas berbagi cerita. Titik. Kami seperti orang yang berdiri di luar jendela dan berusaha masuk rumah.

Rasa rindu saya terdiri atas banyak hal. Saya merindukan keberadaan dirinya. Merindukan rutinitas kami. Merindukan obrolan kami. Merindukan kegiatan meja makan dan sentuhan-sentuhan kecil yang membuat keberadaan kami nyata. Bahkan saya merindukan kemarahannya, ledakan emosinya yang menggairahkan, segala hal yang membuatnya tampak hidup. Semangatnya ketika menceritakan topik-topik yang dia gemari. Kesetiaannya mendengarkan saya bicara tanpa henti nggak jelas arahnya ke mana, dan (kadang) saya tahu kapan saya harus berhenti kalau melihat reaksinya sudah "cape deh, Say."

Saya tidak bisa melihat kedip di matanya ketika dia menyembunyikan sesuatu atau binar matanya ketika dia bersemangat. Sama seperti dia tidak bisa melihat saya bersikap aneh atau gelisah atau berapi-api. Kami tidak bisa saling menegur kalau kami melakukan sesuatu yang tidak pada tempatnya. "Say, jangan gitu dong." atau "Say. plis deh, kamu geblek banget." dengan cara kami yang sangat cute. Itulah yang menjadikan hubungan jadi terasa nyata dan hidup. Atau yang lebih sering, saya tidak bisa melihat kerling nakalnya ketika dia keluar dari kamar dan tersenyum begitu manisnya ketika saya bermain bersama anak-anak di rumah.

Lewat alat komunikasi berjarak, kami bisa saling mengiyakan, saling menuruti mau satu sama lain, berusaha keras untuk menjaga hubungan tetap baik karena kami berjauhan. Karena selain cinta, tidak ada yang kami miliki selain “menjaga hubungan”. Rasanya melelahkan sekali. Saya tidak pernah tahan dengan apa yang namanya long distance relationship. Jarak dan waktu membunuh saya dan perasaan saya pelan-pelan.

Begitu banyak cerita yang tak terceritakan. Begitu banyak kisah yang tak bisa kami bagi bersama. Begitu banyak hidup yang tak kami jalani berdua. Saya gelisah setengah mati memendam cinta yang tidak bisa saya bagi bersamanya. Buat Lakhsmi, yang baginya jarak Cibubur- Kelapa Gading saja sudah masuk kategori LDR, gimana jarak Jakarta – Hong Kong? Untungnya kami terpisah cuma seminggu, dan saya terhibur dengan SMS-SMS dari orang iseng yang tidak saya jawab, tapi lucu juga buat hiburan. Itu jenis hal kecil yang tidak bisa saya ceritakan pada Lakhsmi lewat SMS atau telepon karena urusan itu nggak penting dan sepele deh untuk komunikasi jarak jauh.

Rasanya ada rongga besar berisi ruang hampa yang tak bisa diisi jutaan SMS, e-mail, telepon, tulisan di blog, atau bahkan muah-muah setiap hari. Saya bisa mengucapkan ratusan kata cinta dan ribuan kata kangen dalam satu hari, tapi itu tak bisa memuaskan dahaga saya padanya. Ada jarak yang tak mengenakkan. Jarak yang membuat haus dan tak terpuaskan oleh apa pun kecuali merasakan kehadiran Lakhsmi dalam bentuk tiga dimensi, nyata dan tersentuh.

Jarak dan waktu adalah pencuri. Pencuri yang diam-diam masuk ke ruang hati kita dan perlahan-lahan dia mencuri bayangan kita terhadap orang yang kita cintai. Mencuri sosok wajahnya hingga kita berusaha mengingatnya dengan melihat foto atau jejak yang ditinggalkannya di ruang maya karena kita perlahan-lahan lupa pada wajahnya. Dan pada akhirnya dia mencuri perasaan kita hingga kita suatu hari terbangun dan menyadari bahwa perasaan itu sudah hilang. Yang tersisa hanyalah sisa.

Casino Royale (AXN)

VCD CASINO ROYALE (AXN)
Casino Royale memperkenalkan James Bond sebelum ia mendapatkan ijinnya untuk membunuh. Meskipun begitu ia tidak dapat diremehkan, dan dengan dua pembunuhan profesional yang sukses, ia mendapatkan status ?007. Misi pertama Bond, membawanya ke Madagascar dimana ia harus memata-matai seorang teroris, Mollaka. Saat semua tidak berjalan sesuai dengan rencana Bond memutuskan untuk menyelidiki di luar MI6 untuk melacak teroris yang tersisa. Dengan mengikuti pemimpinnya ke Bahama, ia menghadapi Dimitrios dan teman wanitanya Solange. Ternyata Dimitrios terlibat dengan Le Chiffre, seorang bankir untuk organisasi dunia teroris. Intel Dinas Rahasia mengungkapkan bahwa Le Chiffre merencanakan untuk menaikkan nilai taruhan dalam permainan poker di Le Casino Royale, Montenegro. MI6 menugaskan 007 untuk bermain melawan dia, dan jika berhasil mengalahkan Le Chiffre, ini akan menghancurkan organisasi teroris tersebut.
Back

Release : September 2007
Jenis Movie : Recommended
Actor / Actrees : DANIEL CRAIG, EVA GREEN

Stephenie Meyer (Twilight)

Stephenie Morgan
Perempuan
1973-12-24,


Biografi :

Stephenie Meyer terlahir dengan nama Stephenie Morgan pada 24 Desember 1973. Meyer adalah seorang penulis dari Amerika.

Meyer mulai melambung menulis novel laris, TWILIGHT pada 2005. Novel ini menjadi populer, bahkan telah diterjemahkan hingga 37 bahasa lain dan telah terjual lebih dari 40 juta copy di seluruh dunia.

Berkat TWILIGHT, Meyer mendapatkan beberapa penghargaan. Di antaranya dari New York Times sebagai Editor's Choice, Amazon.com sebagai Best Book of The Decade... So Far.

Novel laris ini akhirnya diadaptasi menjadi sebuah film. Dibintangi oleh Robert Pattinson dan Kristen Stewart, film yang tidak diproduksi oleh major label Hollywood menjadi film box office.

Melihat kesuksesan buku pertama dari serial vampire ini, Meyer melanjutkan hingga tiga buah buku lainnya, NEW MOON (2006), ECLIPSE (2007) dan BREAKING DOWN (2008). Hanya butuh waktu satu minggu sejak peluncurannya, buku NEW MOON berhasil berada di nomor 5 chart New York Time Best Seller.

Selain serial laris TWILIGHT, Meyer juga menulis buku lainnya, seperti PROM NIGHTS FROM HELL (2007) serta THE HOST (2008).

LeBron James (Cleveland Cavaliers)

LeBron Raymone James (born December 30, 1984) is an American professional basketball player for the Cleveland Cavaliers of the National Basketball Association (NBA). Nicknamed "King James," he was a three-time "Mr. Basketball" of Ohio in high school, and was highly promoted in the national media as a future NBA superstar while a sophomore at St. Vincent–St. Mary High School. At just 18, he was selected with the number one pick in the 2003 NBA Draft by the Cavaliers and signed a US$90 million shoe contract with Nike before his professional debut. Listed as a small forward, James has set numerous youngest player records since joining the league. He was named the NBA Rookie of the Year in 2003–04, NBA Most Valuable Player in 2008–09, and has been both All-NBA and an All-Star every season since 2005.

The focal point of the Cleveland offense, James has led the team to consecutive playoff appearances from 2006 through 2009. In 2007, the Cavaliers advanced to the Conference Finals for the first time since 1992 and ultimately to the 2007 NBA Finals for the first time in franchise history. James has also been a member of the USA national team, winning a bronze medal at the 2004 Olympics and gold at the 2008 Olympics.
High school

James was born on December 30, 1984 in Akron, Ohio. James attended St. Vincent–St. Mary High School in Akron, where he became a starter during his freshman year for the Fighting Irish. He averaged 21 points and 6.2 rebounds, and led the team to a 23–1 record, en route to the Division III state title. Keith Dambrot, now head coach at the University of Akron, was the head coach at St. Vincent–St. Mary. Coach Dambrot started working with James doing $1 clinics at a local recreation center.[2] In his sophomore year, James averaged 25.2 points, 7.2 rebounds, 5.8 assists and 3.8 steals.[2] He led the team to a 26–1 record and a Division III state title for the second straight season.[3] He was the first sophomore to be named Ohio's "Mr. Basketball" and also became the first sophomore ever selected to the USA Today All-USA First Team.[3]

In James' junior year his stats improved again. He averaged 29.0 points, 8.3 rebounds, 5.7 assists and 3.3 steals and was again named Mr. Basketball of Ohio.[3] He also earned a spot on the All-USA First Team, and was named the 2001–2002 boys' basketball Gatorade National Player of the Year. It was at this time that his nickname "King James" became a household staple in Ohio.

James appeared in SLAM Magazine, which began his nationwide exposure. However, the St. Vincent–St. Mary basketball team did not defend its state title when increased enrollment forced the team to move up to the more challenging Division II (Ohio high school basketball has four divisions based on annual enrollment figures) and lost to Roger Bacon High School (Cincinnati). James attempted to declare for the NBA draft after the season ended, petitioning for an adjustment to the NBA's draft eligibility rules, which at the time required prospective players to have at least completed high school. The petition was unsuccessful, but it ensured him an unprecedented level of nation-wide attention as he entered his senior year. By then, James had already appeared on the covers of Sports Illustrated and ESPN The Magazine. His popularity forced his team to move their practices from the school gym to the nearby James A. Rhodes Arena at the University of Akron. NBA stars such as Shaquille O'Neal attended the games, and a few of James' high school games were even televised nationally on ESPN2 and regionally on pay-per-view.

LeBron's mother, Gloria James, created a firestorm of controversy when a bank took her son's future earning power into consideration, resulting in an approval of a loan used to buy an $80,000 Hummer H2 for her son's 18th birthday. The event prompted an investigation by the Ohio High School Athletic Association (OHSAA). Under the OHSAA guidelines, no amateur may accept any gift valued over $100 as a reward for athletic performance.[4] When James later accepted two throwback jerseys of Wes Unseld and Gale Sayers worth $845 from NEXT, an urban clothing store in Shaker Square, in exchange for his posing for pictures to be displayed on the store's walls, OHSAA stripped him of his eligibility.[5] James appealed and a judge blocked the ruling, reducing the penalty to a two-game suspension and allowing him to play the remainder of the season. However, James's team was forced to forfeit one of their wins as a result.[6] That forfeit was the team's only official loss that season.

Despite the distractions, the Irish won a third state title, with James averaging 31.6 points, 9.6 rebounds, 4.6 assists and 3.4 steals on the season.[3] James was named to the All-USA First Team for an unprecedented third time, and was selected as Mr. Basketball of Ohio for the third year in a row.[3] He earned MVP honors at the McDonald's All-American Game, the EA Sports Roundball Classic, and the Jordan Capital Classic. Although it was a foregone conclusion, by participating in more than two high school all-star events, James officially lost his NCAA eligibility. James finished his high school career with 2,657 points, 892 rebounds and 523 assists.[3]
NBA career
2003–04 season

James was selected by the Cleveland Cavaliers with the first overall pick in the 2003 NBA Draft. Facing the Sacramento Kings in his first NBA game, James recorded 25 points, 9 assists, 6 rebounds, and 4 steals and shot 60% from the floor.[7] After recording a season-high 41 points against the New Jersey Nets, James became the youngest player in league history to score at least 40 points in a game.[8] He averaged 20.9 points, 5.9 assists, and 5.5 rebounds per game for the season,[9] and was named 2003-04 NBA Rookie of the Year; becoming the first Cavalier and youngest NBA player to ever receive the award.[2] He joined Oscar Robertson and Michael Jordan as the only players in NBA history to average at least 20 points, 5 rebounds, and 5 assists per game in their rookie season.[2] The Cavaliers improved by 18 wins and concluded the regular season with a 35–47 record, but failed to make the playoffs.[10]